Selasa, 10 Februari 2015

Mengoptimalkan Kemampuan Siswa





Dengan banyaknya kegiatan yang melibatkan ketrampilan siswa dalam pembelajaran mampu mengoptimalisasi dan mengasah ketrampilan siswa, memotivasi diri siswa.

 Hari Jumat, tanggal 31 Oktober 2014, siswa-siswi kelas 4C Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Ittihad Rumbai melakukan kegiatan membuat kreasi map dari bahan bekas yang di daur ulang. Kegiatan ini berkenaan dengan pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 kelas 4 tepatnya Tema 4 Subtema 2 pembelajaran 3. Kegiatan ini selayaknya dilakukan pada hari Rabu yang lalu, namun karena kegiatan di sekolah diisi dengan peringatan 1 Muharram, maka pembelajaran pada hari pertama ditunda, dan akhirnya dilakukan pada hari Selasanya.

 Untuk menghemat dan memanfaatkan waktu pembelajaran yang masih tersisa, maka penulis yang kebetulan bertugas sebagai Guru Kelas di kelas 4C tahun ajaran 2014 ini memutuskan untuk memadatkan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran melalui penelusuran poin-poin inti pada kompetensi dasar mana saja yang penting yang bisa langsung diterapkan dan diberikan kepada siswa.

 Anak-anak kelihatan sangat antusias dalam melakukan kegiatan membuat map ini, karena begitu padatnya bahan atau materi pembelajaran, membuat siswa agak sedikit longgar dan lega dengan melakukan kegiatan berkreasi membuat map sebagai tempat hasil lembaran kerja mereka nantinya.

 Dari kegiatan ini terlihat dengan jelas bahwa anak-anak SD kelas 4 terutama yang berada pada jenjang sekolah dasar, dewasa ini masih belum memiliki ketrampilan yang sangat baik dalam membuat sebuah hasil karya. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menyelesaikan kreasi mapnnya sampai tuntas dan selesai, dan tentu saja tanpa bantuan dari gurunya.

 Sementara itu disisi lain masih ada beberapa anak yang merasa kewalahan, dan kurang memiliki ide untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri, hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari siswa untuk meminta bantuan dari guru atau teman-temannya. Padahal petunjuk serta langkah kerja sudah sangat jelas diberikan kepada mereka.

 Dari beberapa hal serta tantangan yang sering ditemui siswa dalam berkreasi adalah kurangnya inisiatif siswa untuk bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri secara mandiri. Kepedulian terhadap kerapian susunan alat-alat kerjanya pun masih jarang terlihat. Hal ini seakan menunjukkan bahwa ketrampilan siswa selama ini memang kurang terasah dengan baik.

 Jika ditelaah lebih lanjut, munculnya masalah ini bisa saja selama ini anak-anak hanya sering dibebani oleh tugas-tugas yang sifatnya hanya mengembangkan segi kognitifnya saja yaitu dengan begitu banyaknya materi yang harus dikuasai oleh siswa, sementara pola pembelajaran yang mengedepankan kemampuan untuk mengasah ketrampilan masih sangat sedikit dan membutuhkan waktu yang agak lama.

 Dengan bergantinya kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013, kegiatan-kegiatan yang melibatkan ketrampilan-ketrampilan siswa mulai tampak walaupun belum optimal. Paling tidak usaha pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa patut dihargai dan dilaksanakan dengan baik, sejauh kurikulum ini masih dipandang positif oleh pelaku pendidikan.

 Barangkali ada banyak faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan dan kemampuan ketrampilan para peserta didik tersebut, selain pengaruh penerapan kurikulum, kemampuan sumber daya manusia yang ada di sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan sosial tempat siswa berbaur juga sangat menentukan dalam pembentukan karakter siswa yang terampil.

 Syukur Alhamdulillah, selang beberapa jam kemudian, barulah mulai banyak siswa yang mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan mandiri tanpa dibantu oleh gurunya.

 Kreasi siswapun selesai dengan sempurna, walaupun masih ada 2-3 orang siswa yang memang belum mampu menyelesaikannya. Mudah-mudahan dengan banyaknya kegiatan yang melibatkan ketrampilan siswa dalam pembelajaran di kurikulum 2013, setidaknya mampu mengoptimalisasi dan mengasah ketrampilan siswa, memotivasi diri siswa untuk bisa lebih terampil dalam mengerjakan tugas-tugas apapun yang melibatkan keahlian atau skill.

 Dari pembelajaran ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya dorongan maupun dukungan yang kuat dari segala pihak untuk senantiasa membiasakan anak-anak agar mau mengasah ketrampilan mereka, baik pembiasaan pola asuh dari rumah maupun keterlibatan aktif dari para orang tua/wali murid, dan lingkungan tempat mereka tinggal. Dan kepada pihak sekolah maupun para stakeholder lainnya hendaklah berperan aktif dalam usaha peningkatan mutu pendidikan anak-anak terutama pada jenjang sekolah dasar dan memberikan perhatian yang tinggi terhadap kualitas pendidikan mereka sehingga kelak mereka bisa menjadi manusia yang beriman, cerdas, dan terampil dalam kehidupannya.

 *) Ditulis oleh Delta Nia, S.Pd, M.Pd. Guru SDIT Al Ittihad Rumbai-Pekanbaru [SekolahDasar.Net | 01/11/2014]

0 komentar:

Posting Komentar